Among Tani Dagang Layar, sebuah konsep strategis yang digagas oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X, sejatinya telah digaungkan sejak tahun 2012. Konsep tersebut memuat pesan dan harapan agar muncul paradigma baru dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui pembangunan daerah yang lebih fokus pada transformasi ‘dari among tani ke dagang layar’. Artinya, pembangunan yang selama ini bertumpu dan menitikberatkan di daratan, mulai dialihkan ke maritim.
Visi Among Tani Dagang Layar penuh maksud dan pertimbangan. Persoalan konversi (alih fungsi) lahan di DIY yang marak terjadi tiap tahun, tanpa bisa dicegah, menimbulkan kekhawatiran akan keberlanjutan sektor pertanian tradisional yang makin tak dilirik oleh generasi muda.
Di samping itu, melihat pesisir selatan DIY dengan potensi lautnya yang besar, bukan tidak mungkin menjadikannya sebagai halaman depan DIY. Implikasinya, fokus pembangunan lebih tertuju pada tiga kabupaten di DIY yang memiliki pesisir, yaitu Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Gunungkidul.
Menyukseskan Among Tani Dagang Layar tentu memerlukan pembangunan fisik dan nonfisik. Hanya dengan niat yang utuh, komitmen, kerja sama, serta kerja keras dari semua pihak, sehingga visi maritim Among Tani Dagang Layar dapat diwujudkan dengan harapan mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya, serta kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat pesisir.